BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 10 April 2010

Perilaku Dalam Arsitektur

Privacy atau Pribadi

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang hidup dalam kelompok dan mempunyai organisme yang terbatas di banding jenis makhluk lain ciptaan Tuhan. Untuk mengatasi keterbatasan kemampuan organisasinya itu, manusia mengembangkan sistem-sistem dalam hidupnya melalui kemampuan akalnya seperti sistem mata pencaharian, sistem perlengkapan hidup dan lain-lain. Dalam kehidupannya sejak lahir manusia itu telah mengenal dan berhubungan dengan manusia lain. Seandainya manusia itu hidup sendiri, misalnya dalam sebuah ruangan tertutup tanpa berhubungan dengan manusia lainnya, maka jenis jiwanya akan terganggu.


Naluri manusia untuk selalu hidup dan berhubungan dengan orang lain disebut “gregariousness” dan oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial. Dengan adanya naluri ini, manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi kehidupannya dan memberi makna kepada kehidupannya, sehingga timbul apa yang kita kenal sebagai kebudayaan yaitu sistem terintegrasi dari perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai mahluk yang berbudaya karena berfungsi sebagai pembentuk kebudayaan, sekaligus apat berperan karena didorong oleh hasrat atau keinginan yang ada dalam diri manusia yaitu :

1. Menyatu dengan manusia lain yang berbeda disekelilingnya

2. Menyatu dengan suasana dalam sekelilingnya


Manusia itu pada hakekatnya adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup menyendiri. Ia merupakan “Soon Politikon” , manusia itu merupakan mahluk yang hidup bergaul, berinteraksi. Perkembangan dari kondisi ini menimbulkan kesatuan-kesatuan manusia, kelompok-kelompok sosial yang berupa keluarga, dan masyarakat. Maka terjadilah suatu sistem yang dikenal sebagai sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang mengatur kehidupan mereka, memenuhi kebutuhan hidupnya.

MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU

Individu berasal dari kata latin “individuum” artinya yang tidak terbagi, maka kata individu merupakan sebutan yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Dalam pandangan psikologi sosial, manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, meliankan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.

Dalam perkembangannya setiap individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup dengan sesame manusia. Seringakli pula terdapat konflik dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan peranan yang dituntut masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi “maang” dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan kepribadiannya atau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian dari lingkungannya telah terbentuk.

Pertumbuhan Individu

Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau pribadi manusia merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih maju, lebih dewasa. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang menimbulkan sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.

Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yang semula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada. Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:

1. Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang dibawa sejak lahir

2. Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan sama sekali.

3. Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan pertumbuhan individu.

Dilihat pada Makna dan Nilai Privasi

Privasi dan Kontrol atas Informasi

privasi berfokus pada kontrol atas informasi tentang diri yang dipertahankan oleh Warren dan Brandeis dan oleh William Prosser juga didukung oleh komentator yang lebih baru termasuk Fried (1970) dan Induk (1983). Selain itu, Alan Westin menggambarkan privasi sebagai kemampuan untuk menentukan untuk diri kita sendiri kapan, bagaimana, dan sejauh mana informasi tentang kami dikomunikasikan kepada orang lain (Westin, 1967). Dia mendefinisikan privasi sebagai kondisi tidak memiliki didokumentasikan informasi pribadi diketahui atau dimiliki oleh orang lain. Orang tua menekankan bahwa ia mendefinisikan kondisi privasi, sebagai nilai moral bagi orang-orang yang hadiah individualitas dan kebebasan, dan bukan atau hukum hak moral untuk privasi. Informasi pribadi ditandai oleh Induk faktual (selain itu akan ditutupi oleh pencemaran nama baik, fitnah atau pencemaran nama baik), dan ini adalah fakta bahwa kebanyakan orang memilih untuk tidak mengungkapkan tentang diri mereka sendiri, seperti fakta tentang kesehatan, gaji, berat, orientasi seksual, dll , Personal. informasi didokumentasikan, Orang Tua pada tampilan, hanya ketika itu adalah milik publik catatan, yaitu, di koran pengadilan catatan, atau dokumen publik lainnya. Jadi, setelah informasi menjadi bagian dari catatan publik, tidak ada invasi privasi dalam rilis masa depan informasi, bahkan bertahun-tahun kemudian atau ke khalayak luas, juga tidak mengintip atau pengawasan mengganggu privasi jika ada informasi diperoleh didokumentasikan.

Privasi dan Martabat Manusia

"kepribadian terhormat" adalah nilai sosial yang dilindungi oleh privasi. Ini mendefinisikan's esensi satu sebagai manusia dan martabat termasuk individu dan integritas, otonomi pribadi dan kemandirian. Menghormati nilai-nilai ini adalah apa dasar dan menyatukan konsep privasi. Membahas masing-masing empat Prosser jenis hak privasi pada gilirannya, Bloustein membela pandangan bahwa setiap hak-hak privasi sangat penting karena melindungi terhadap penyusupan merendahkan kepribadian dan melawan affronts untuk martabat manusia. Dengan menggunakan analisis ini, secara eksplisit link Bloustein hak privasi dalam hukum gugatan dijelaskan oleh Prosser dengan perlindungan privasi di bawah Amandemen Keempat. Dia mendesak bahwa kedua meninggalkan terbuka individu untuk diawasi dengan cara yang daun's otonomi satu dan rasa diri sebagai orang yang rentan, melanggar martabat manusia satu dan kepribadian moral. Benang konseptual umum yang menghubungkan berbagai kasus privasi melarang penyebaran informasi rahasia, menguping, pengawasan, dan penyadapan, untuk beberapa nama, adalah nilai perlindungan terhadap cedera pada kebebasan individu dan martabat manusia privasi. Invasi paling baik dipahami, dalam jumlah, sebagai penghinaan terhadap martabat manusia.

Privasi dan Keintiman



Privasi sangat penting bagi hubungan dan ini membantu menjelaskan mengapa ancaman terhadap privasi adalah sebuah ancaman bagi integritas kita sebagai orang. Dengan karakteristik privasi sebagai konteks yang diperlukan untuk cinta, persahabatan dan kepercayaan, goreng adalah mendasarkan laporannya pada konsepsi moral bagi manusia dan kepribadian mereka, pada gagasan Kantian orang dengan hak-hak dasar dan kebutuhan untuk mendefinisikan dan mengejar sendiri nilai-nilai yang satu gratis dari tubrukan orang lain. Privasi memungkinkan seseorang kebebasan untuk mendefinisikan's hubungan satu dengan yang lain dan untuk menentukan diri sendiri.Dengan cara ini, privasi juga berhubungan erat dengan rasa hormat dan harga diri. Keintiman tanpa gangguan atau pengamatan diperlukan bagi kita untuk memiliki pengalaman dengan spontanitas dan tanpa malu. Inness berpendapat bahwa keintiman didasarkan bukan pada perilaku, tetapi pada motivasi. Inness berpendapat bahwa informasi intim atau kegiatan yang menarik makna dari cinta, menyukai, atau perawatan. Hal ini privasi yang melindungi kemampuan seseorang untuk menyimpan informasi intim dan aktivitas sehingga seseorang dapat memenuhi kebutuhan salah satu mencintai dan peduli.

Privasi dan Hubungan Sosial


Rachel (1975) mengakui tidak ada jawaban tunggal untuk pertanyaan mengapa privasi adalah penting bagi kami, karena dapat diperlukan untuk melindungi's aktiva satu atau kepentingan, atau untuk melindungi salah satu dari malu, atau untuk melindungi satu terhadap konsekuensi buruk dari kebocoran informasi , untuk nama hanya beberapa. Namun demikian, ia secara eksplisit mengkritik pandangan reduksionis's Thomson, dan mendesak privasi yang merupakan hak khusus. Dia pada dasarnya membela pandangan bahwa privasi diperlukan untuk mempertahankan berbagai hubungan sosial, tidak intim yang adil.


TERITORIAL MANUSIA
 "Fungsi Teritorial" mengacu pada sistem saling terkait dari sentimen, kognisi, dan perilaku yang sangat-tempat tertentu, dan sosial dan budaya ditentukan dan mempertahankan. Wilayah Manusia Berfungsi: Sebuah Evolusi, Perspektif empiris dan Kelompok Kecil Perorangan kognisi Teritorial, Perilaku, dan Konsekuensi (Lingkungan dan Perilaku). setiap pribadi manusia pasti memiliki daerah teritorial masing-masing. semua itu tergantung dari sudut pandang dan bagaimana perilaku orang itu sendiri.dan setiap orang pasti memiliki batasan-batasan teritorial masing-masing.

Walaupu setiap manusia melingkupi di satu wilayah yang sama sebagai contoh di dalam suatu gedung atau bangunan, setiap bangunan tersebut memiliki batasan-batasan lagi didalamnya seperti ruang, kamar dan sebagainya. ruang-ruang sekat tersebut berfungsi sebagai batasan/wilayah teritorial dari orang yang satu dan ruang yang lainnya juga merupakan batasan-ruang milik orang yang lainnya.



 bagaimana jika daerah teritorialmu terusik oleh orang lain????
jawabannya ada di diri masing-masing....
seneng atao ngak...